Kamis, 30 April 2009

Batik Merupakan Kekayaan Spiritual

Seperti kita ketahui bersama sekarang ada upaya dari berbagai pihak yang berlomba-lomba mengakui bahwa batik merupakan kebudayaan aslinya.
Sebenarnya hal itu tidak perlu kita risaukan, apabila kita benar-benar mendalami tentang batik, dan saya yakin bahwa hanya batik indonesialah yang benar.
Sebenarnya batik indonesia selain mempunyai keindahan visual tentang warna dan motifnya juga mempunyai keindahan spiritual yang sangat tinggi.
Pada tulisan ini saya mengajak untuk untuk belajar bersama apa dan bagaimana keindahan spiritual yang ada pada lembar-lembar batik kita.
Untuk kesempatan ini saya akan coba sedikit mengupas keindahan spiritual yang terkandung pada batik motif Kawung. Tapi ini juga bukan harga mati lho, saya masih menunggu masukan-masukan lain, OK?

Pola Kawung

Pola kawung adalah motif-motif yang tersusun dari bentuk bundar lonjong atau elips, susunan memanjang menurut garis diagonal, miring kekiri dan kekanan berselang-seling. Secara harfiah asal mula nama “kawung” ada bermacam-macam, antara lain pohon sejenis palem disebut pohon kawung atau aren yang mempunyai buah bundar lonjong, ada yang menyebut bahwa kawung adalah gambar sejenis serangga “Kwangwung” yang bentuknya bulat lonjong. Dalam filosofi Jawa kata kawung merupakan penyederhanaan dari kata Kawuningono Uwong Urip Kuwi Ono Kang Nguripake, yang bisa diartikan “Mengertilah bahwa manusia itu ada yang menciptakan yaitu Tuhan Yang Maha Esa”. Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat asal usulnya (Tuhan Yang Maha Esa)

Secara filosofi motif kawung terdiri dari 4 bentuk bundar lonjong atau elips yang menyatu pada saru titik tengah, hal ini menggambarkan “sangkan paraning dumadi” atau asal muasal kehidupan manusia.

Jadi empat bulatan yang menyusun pola kawung menggambarkan 4 unsur kehidupan yaitu:

1. Unsur bumi, adalah sifat angkara murka, tetapi apabila dapat dikendalikan akan menjadi sifat kesentaosaan abadi.

2. Unsur Geni atau Api, bila tidak dikendalikan akan menjadi watak pemarah, bila dikendalikan menjadi watak pemberani dan pahlawan.

3. Unsur Banyu atau Air, bila tidak dikendalikan akan berkembang kearah sifat pembohong, tetapi bila dikendalikan akan menjadi sifat jujur dan ksatria.

4. Unsur Maruta (udara) atau Angin, unsur ini akan berkembang menjadi watak Berbudi Bawaleksana yaitu sifat adil dan berperikemanusiaan.

Dalam motif kawung keempat bulatan unsur tersebut menyatu pada satu titik tengah yang menunjukkan jati diri manusia yang disebut dengan kasampurnaning dumadi atau kesempurnaan kehidupan keempat unsur tersebut harus seimbang. Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.


Kamis, 23 April 2009

Rabu, 22 April 2009

MOTIF MOTIF BATIK 1

MOTIF YOGYAKARTA





























MOTIF BATIK MADURA















MOTIF ASMAT









MOTIF PAKUALAM























MOTIF CIRIBONAN























MOTIF MANGKUNEGARAN






















NITIK 1






















PARANG 1











































MOTIF SURAKARTA